
MAMUJU, Newstime.id – Bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) membuat warga terdampak kehilangan tempat tinggal hingga akses jalan terputus. Atas peristiwa tersebut Pemkab Mamuju menetapkan status tanggap darurat.
Banjir bandang dan longsor menerjang Mamuju pada Selasa (11/10/2022). Ada dua kecamatan yang terdampak bencana tersebut yakni Kecamatan Mamuju dan Kalukku.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamuju mencatat ada 2.448 rumah terdampak banjir bandang dan longsor. Enam diantaranya hanyut dan 13 rumah mengalami rusak berat.
“Ada 2.448 rumah terdampak banjir, 6 rumah hanyut dan 13 rumah rusak berat tertimpa tanah longsor,” kata Kepala Pelaksana BPBD Mamuju Muhammad Taslim dalam keterangan tertulis diterima wartawan, Rabu (12/10).
Taslim membeberkan 7.854 jiwa terdampak banjir bandang dan longsor. Sebagian besar memilih bertahan di rumahnya sementara 392 jiwa mengungsi ke rumah kerabatnya.
“Dari jumlah tersebut 392 jiwa terpaksa mengungsi ke rumah sanak kerabat,” bebernya.
Warga Jalan Kaki 10 Km Jemput Logistik
Enam dusun di Mamuju terisolir akibat banjir dan longsor. Warga pun harus berjalan kaki sejauh 10 kilometer untuk menjemput logistik atau bahan makanan.
Enam dusun tersebut berada di Desa Uhaimate, Kecamatan Kalukku, yakni Dusun Kumaka, Uhaimate, Sudangang, Kalukku Dua, Karappuang dan Tabelo.
“Ada 6 dusun di (Desa) Uhaimate yang terisolir dan mereka (warga) jemput logistik ke sini (dapur umum) jalan kaki,” kata Koordinator Bidang Pendataan dan Informasi Tagana Sulbar, Muh Tahir saat ditemui detikcom di Dapur umum Desa Sondoang, Kamis (13/10).
Tahir menuturkan, warga dari enam dusun di desa terpaksa berjalan kaki. Perjalanannya tidak mudah karena menempuh jarak 10 kilometer.
“Kemarin warga dari Dusun Kumaka itu saja yang datang ke dapur umum jalan kaki sekitar 10 kilometer,” paparnya.