
MAKASSAR, Newstime.id – Penganut aliran Hakikinya Haki di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku bertobat dan meminta maaf hingga siap dibina oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Makassar. Aliran ini sebelumnya telah dinyatakan sesat oleh MUI Makassar.
“Jadi kalau dibilang ada kesalahan bahwa ajaran ini sesat. Kami ingin bertobat, minta maaf dan bersedia untuk dibina sama MUI Makassar,” kata salah satu penganut aliran Hakikinya Hakiki Yoga saat pertemuan di Kantor MUI Makassar, Jalan Tarakan, Makassar, Senin (9/1/2023).
Sementara itu, Ketua MUI Makassar KH Baharudin Abduh menegaskan bahwa penganut aliran Hakikinya Hakiki telah sepakat dan bersedia untuk dibina. Mereka telah menandatangani kesepakatan bersama.
“Dan dia (penganut aliran Hakikinya Hakiki) bersedia dibina. Selanjutnya dibina oleh MUI Kota Makassar. Jadi kami sudah tanda tangani pernyataannya dan ada saksi-saksi,” sebutnya.
Sebelumnya, MUI Makassar meminta para penganut aliran Hakikinya Hakiki untuk segera bertobat setelah ditetapkan sesat. MUI Makassar juga mengaku siap melakukan pembinaan.
5 Poin Kesesatan Aliran Hakikinya Hakiki
Untuk diketahui, MUI Makassar menetapkan aliran Hakikinya Hakiki lantaran penganutnya mengaku bertemu Tuhan dan nabi. Bahkan pengikutnya dijamin masuk surga dan mendapat status haji tanpa harus ke Makkah.
Sikap MUI Makassar soal aliran Hakikinya Hakiki tertuang dalam maklumat bernomor: Maklumat-01/MUI.MKS/XII/2022. Dalam maklumat itu ada 5 poin kesesatan terkait ajaran tersebut, di antaranya:
1. Menyalahi Rukun Iman yang Ditetapkan 13
Dalam Islam bahwa Rukun Iman itu 6 perkara, maka penambahan Rukun Iman menurut aliran ini hingga berjumlah 13 adalah hal yang bertentangan dengan mainstream pemahaman umat Islam.
2. Jaminan Masuk Surga
Jaminan masuk surga oleh Karaengnya (01) juga bertentangan dengan ajaran Islam.
3. Mengaku Pernah Bertemu Tuhan
Poin ini juga membuktikan kesesatannya. Sebab tak satupun manusia yang bisa melihat Allah SWT. Jika ada orang yang mengaku melihat Nabi Muhammad SAW dalam tidurnya, maka mimpi itu boleh jadi benar, tapi jika ada yang mengaku bermimpi melihat Allah SWT dipastikan bahwa pengakuannya itu tidak benar dan menyesatkan. Sebagaimana juga perihal bertemu dengan Malaikat Jibril.
4. Status Haji Tanpa ke Makkah
Pengakuan “Haji” bisa diperoleh dari gurunya tanpa melaksanakan ibadah haji di Makkah. Hal ini sangat jelas menyalahi Rukun Islam yang telah digariskan oleh Syariah.
5. Menunaikan Salat dengan Niat Berbeda
Niat shalat juga bertentangan dengan ajaran Islam yang disepakati oleh Jumhur Ulama. Jadi menyalahi ajaran agama yang disepakati (ma’lum min al-din bi al-dharurah).