MAKASSAR, Newstime.id – Banjir yang merendam wilayah Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) selama 7 hari terakhir masih merendam sejumlah titik di 4 kecamatan. Sebanyak 1.981 warga pun masih mengungsi akibat banjir tersebut.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, Sabtu (18/2/2023) pukul 14.00 Wita, 4 kecamatan yang masih terendam banjir yakni Kecamatan Manggala, Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Rappocini, dan Kecamatan Tamalanrea.
Banjir yang merendam 4 kecamatan tersebar di 7 kelurahan, masing-masing Kelurahan Manggala, Antang, dan Batua di Kecamatan Manggala. Lalu Kelurahan Katimbang dan Paccerakkang di Kecamatan Biringkanaya. Ada juga di Kelurahan Karunrung di Kecamatan Rappocini,serta Kelurahan Tamalanrea Jaya di Kecamatan Tamalanrea.
Dilansir dari detiksulsel. Dalam laporan BPDB, sebanyak 522 kepala keluarga (KK) atau 1.981 jiwa masih berada di mengungsi. Saat ini, terdapat 29 titik pengungsian yang tersebar di 4 kecamatan.
Kepala Pelaksana BPBD Makassar Ahmad Hendra Hakamuddin dalam keterangannya mengatakan, hingga kini pihaknya masih terus melakukan pemantauan lokasi titik banjir. Data terkini terkait jumlah masyarakat yang masih mengungsi juga masih terus dikumpulkan.
“Kita juga terus siap mengevakuasi warga dengan perahu dan melakukan pendampingan warga di lokasi pengungsian,” kata Hendra dalam keterangannya, Sabtu (18/2).
Penyebab Banjir Makassar
Untuk diketahui, Makassar mulai diterjang banjir pada Senin (13/2). Wali Kota Makassar Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto menuturkan banjir tidak hanya di wilayah pesisir, namun juga masuk di wilayah perkotaan.
“Makassar hari ini mengalami musibah banjir bukan hanya di pinggir kota tapi juga di tengah kota,” kata Danny kepada wartawan, Senin (13/2).
Danny beralasan banjir yang menerjang wilayahnya dipicu intensitas curah hujan yang tinggi. Hal ini turut memicu air pasang di laut.
“Ini disebabkan karena dari pantauan cuaca kita mengalami hujan lebat hingga sore hari disertai dengan pasang,” ucapnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Sulawesi Selatan. Curah hujan tinggi diprediksi terjadi di sejumlah wilayah Sulsel sejak 20 hingga 23 Februari mendatang.
Peringatan dini curah hujan tinggi tersebut tertuang dalam surat peringatan dini cuaca Sulawesi Selatan yang dirilis pada Jumat (17/2). Berdasarkan monitoring perkembangan dinamika atmosfer terkini yang dilakukan BMKG, ditemukan indikasi adanya potensi peningkatan curah hujan di wilayah Sulsel.
Dalam keterangan tertulisnya, BMKG melaporkan terpantau terjadi peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan dan kecepatan angin di wilayah Sulsel. Kondisi tersebut juga menimbulkan potensi banjir rob di pesisir barat Sulsel karena bertepatan dengan fase pasang maksimum bulanan.
“Prakiraan tanggal 20-22 Februari 2023, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Sulawesi Selatan bagian barat dan selatan. Serta potensi angin kencang di pesisir barat dan selatan Sulsel,” tulis BMKG dalam keterangannya, Jumat (3/2).
Adapun wilayah yang berpotensi mengalami kondisi tersebut, yaitu:
Sulsel bagian barat: Kota Makassar, Parepare, Kabupaten Barru, Pangkep, Maros, Gowa, dan Takalar.
Sulsel bagian selatan: Kabupaten Jeneponto dan Kepulauan Selayar.
Selain itu, BMKG turut menghimbau agar masyarakat mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan sekitar Sulsel dengan kategori sedang hingga tinggi, yang meliputi:
Potensi Gelombang Kategori Sedang (1,25 – 2,5 meter)
Perairan Parepare
Perairan Spermonde Pangkep bagian barat
Perairan Spermonde Pangkep
Perairan Spermonde Makassar bagian barat
Perairan Spermonde Makassar
Perairan barat Kepulauan Selayar
Teluk Bone bagian Utara
Teluk Bone bagian selatan
Perairan timur Kepulauan Selayar
Laut Flores bagian utara
Laut Flores bagian barat
Perairan Pulau Bonerate-Kalaotoa bagian utara
Perairan Pulau Bonerate-Kalaotoa bagian selatan, dan Laut Flores bagian Timur.
Potensi Gelombang Kategori Tinggi (2,5-4,0 meter)
Selat Makassar bagian selatan
Perairan Sabalana