WAJO, Newstime.id – Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unhas Sulsel Moh Ramdhan Pomanto mengatakan, Sulsel terutama Kabupaten Wajo dapat mewujudkan kemandirian pupuk melalui gas alam di Wajo.
Hasil bumi yang hanya ada di Wajo ini sangat mumpuni menghasilkan pupuk agar petani tak merasa kesulitan lagi dalam memperoleh pupuk.
Termasuk secara sekaligus dapat meningkatkan hasil pertanian petani.
“Jika ada kebijakan yang kuat dari pemerintah provinsi di dalam hal kemandirian pupuk melalui adanya gas maka itu menyelesaikan satu persoalan besar petani, yakni pupuk,” kata Danny Pomanto sapaan akrab Ramdhan Pomanto di sela-sela acara Silaturahmi dengan Tokoh Masyarakat dan Pemuda Kabupaten Wajo di Kelurahan Atakkae, Kecamatan Tempe, Sabtu, (6/05/2023), sore.
Hal itu menjawab pertanyaan warga setempat yang mempertanyakan gagasan Danny menjadi Ketua IKA Sulsel dan kini digadang-gadang maju dalam Pilgub 2024, nanti.
“Apa yang menjadi gagasan Pak DP untuk memajukan Sulsel dan Wajo?,” tanya Ketua RT Kelurahan Attakae, Abdul Rasyid yang juga Tokoh Masyarakat setempat ini.
Merespon pertanyaan itu, Danny lagi-lagi menyebut bahwa potensi Wajo luar biasa jika direncanakan secara baik sehingga membangun Sulsel dari Wajo menjadi suatu hal penting.
“Jika ditanya bagaimana solusi terhadap pupuk maka saya kira kalau itu dibuat pupuk di Wajo maka selesailah persoalan pupuk kita, di samping kita juga bisa membuat pabrik pupuk organik,” jawabnya.
“Olehnya salah satu kemandirian pupuk ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan gas di sini,” tambahnya, optimis.
Untuk mekanismenya, jelas dia, dapat mengundang investor untuk berinvestasi.
Selanjutnya, hanya perlu diketahui pasti berapa volume gas di Wajo.
Selain gas bumi, danau, gunung, laut, tanah yang subur merupakan potensi luar biasa.
Di samping itu, juga perihal irigasi yang disoalkan petani, Danny mengaku sumber air Danau Tempe dapat dimanfaatkan.
Caranya dengan menghasilkan air melalui angin yang dipompa naik ke gunung lalu turun menjadi micro hidro lewat pipa dan sisanya langsung irigasi menggunakan pipa karet atau pipa fleksibel (PE) sehingga tidak ada air yang terbuang.
Dari situ, masyarakat Wajo akan memperoleh banyak manfaat, seperti air bersih, bisa membuat micro hidro, air minum dan sisanya membuat irigasi.
Hal itu tentu, kata dia, perlu pemikiran komprehensif. Namun, ia katakan, dirinya sudah tahu garis besarnya apalagi sebelumnya pernah bekerja sebagai konsultan, designer atau arsitektur.
Konsep itu tidak jauh beda dengan apa yang diterapkan di Maroko yakni Blue Economy; Green Ecology.
“Saya kira itu tidak terlalu mahal sehingga bisa langsung kita buat. Dengan kemampuan fiskal provinsi yang baik maka itu bisa kita buat,” yakinnya.
Sore tadi, Danny Pomanto disambut banyak sekali simpatisannya. Para pendukungnya ini sekiranya ratusan orang. Alumnus Arsitektur Unhas ini mengaku tersanjung dengan sambutan warga Wajo.
“Saya sangat tersanjung, ini luar biasa sekali. Alhamdulilah mendapatkan respon yang serius dari masyarakat. Semoga semuanya tambah baik dan baik untuk semua,” harapnya.
Beberapa tokoh masyarakat yang hadir dalam silaturahmi itu, di antaranya, Taqwa Gaffar, Puang Bambang Unru dan beberapa tokoh lainnya. (*)