PAREPARE, Newstime.id – Pemkot Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) telah menetapkan status siaga darurat banjir selama 50 hari. Namun pemerintah tengah mengkaji rencana meningkatkan statusnya menjadi tanggap darurat menyusul bencana banjir baru-baru ini.
Dilansir detiksulsel. “Sebelumnya memang sudah dilakukan penetapan status siaga darurat yang masanya sejak 10 Januari-28 Februari,” ungkap Koordinator TRC BPBD Parepare, Erick, Kamis (2/2/2023).
Erick menjelaskan, saat ini rencana menaikkan status tanggap darurat banjir di Parepare masih dalam kajian. Rencana itu tengah dikoordinasikan ke Wali Kota Parepare Taufan Pawe.
“Jadi masih dalam koordinasi dengan pimpinan apakah akan dinaikkan statusnya menjadi tanggap darurat. Sementara masih dalam proses,” jelasnya.
Menurutnya, status tanggap darurat banjir akan diputuskan dengan mempertimbangkan dampak, korban hingga serta kerugian materiil atas bencana tersebut. Namun hal itu tetap membutuhkan keputusan dari pimpinan daerah.
“Kemungkinan akan dilakukan (menaikkan status dari siaga ke tanggap darurat). Namun tetap kami koordinasikan dengan jajaran pimpinan. Karena memang sudah memenuhi kriteria karena kondisi terjadi bencana dan menimbulkan korban serta kerugian material yang jumlahnya besar,” paparnya.
Sementara BPBD Parepare melaporkan, sebanyak 5.294 warga terdampak banjir yang tersebar di 9 kelurahan pada 4 kecamatan dan 2 warga dilaporkan meninggal dunia. Adapun 4 kecamatan yang terdampak, yakni Kecamatan Ujung, Bacukiki, Bacukiki Barat, Soreang.
Erick menjelaskan untuk kondisi saat ini ada 30 orang warga dari Kelurahan Lapadde yang harus mengungsi. Di antara mereka ada yang rumahnya hanyut dan kondisi rusak parah.
“Ada 30 orang mengungsi. Rata-rata memilih mengungsi ke rumah kerabat masing-masing dan kami tetap menyiapkan tenda pengungsian apabila dibutuhkan,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, warga yang mengungsi biasanya masih dekat dengan lokasi rumah mereka. Pertimbangannya karena mereka bisa mudah memantau rumah mereka.
“Salah satu alasan dari warga tersebut agar tetap berada di lokasi ingin memastikan kondisi dari rumah mereka agar tetap aman,” jelasnya.
telah mendirikan sejumlah posko yang tersebar di tiap kelurahan. Posko ini menjadi pusat informasi sekaligus untuk pendistribusian bantuan ke warga terdampak.
“Ada 9 kelurahan terdampak (banjir) dan di masing-masing sudah ada posko di kelurahan tersebut yang terdampak dan posko induk di BPBD,” jelas Irma.
Untuk diketahui, banjir di Parepare dilaporkan terjadi sejak Rabu (1/2). Bencana ini dipicu hujan deras dan angin kencang yang menerjang wilayah tersebut.