MAKASSAR, Newstime.id – Debit air di Waduk Nipa-nipa, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) perlahan mulai surut. Namun ketinggian air masih dalam level waspada dari sebelumnya sempat di status awas.
Posko Induk Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang menyampaikan perkembangan terbaru per pukul 13.00 Wita, Minggu (19/2/2023).
Dilansir dari detiksulsel. “Status Kolam Regulasi Nipa-nipa saat ini Waspada,” tulis Posko Induk BBWS Pompengan Jeneberang yang diterima hari ini.
Tampungan kolam saat ini mencapai 3.15 juta meter kubik. Jumlah itu berada di atas tampungan normal sebesar 2.74 juta meter kubik.
Posko Induk BBWS Pompengan Jeneberang juga mencatat kolam Waduk Nipa-nipa saat ini berada pada elevasi 6,03 meter. Sementara sungai pada elevasi 6,08 dan top spillway pada elevasi 5,61 meter.
Kemudian selisih antara sungai dan kolam 0,05 meter. Lalu selisih top spillway dan sungai 0,47 meter.
Untuk diketahui kolam Waduk Nipa-nipa terbagi menjadi 3 kategori, yakni waspada, siaga, dan awas. Elevasi waspada dengan ketinggian 5,61 meter, elevasi siaga pada 6,53 meter, dan elevasi awas pada 6,58 meter.
Diberitakan sebelumnya, debit air waduk Nipa-nipa terus meningkat hingga levelnya mencapai status awas. Sebab curah hujan dengan intensitas tinggi terjadi di sejumlah daerah di Sulsel.
“Status Kolam Regulasi Nipa-nipa saat ini Awas,” tulis Posko Induk BBWS Pompengan Jeneberang, Sabtu (18/2).
Dampaknya sejumlah titik di 4 kecamatan di Kota Makassar terendam banjir yang tersebar di 7 kelurahan. Yakni di Kelurahan Manggala, Antang, dan Batua di Kecamatan Manggala.
Lalu Kelurahan Katimbang dan Paccerakkang di Kecamatan Biringkanaya. Ada juga di Kelurahan Karunrung di Kecamatan Rappocini, serta Kelurahan Tamalanrea Jaya di Kecamatan Tamalanrea.
Dalam laporan BPDB, sebanyak 522 kepala keluarga (KK) atau 1.981 jiwa masih berada di mengungsi. Saat ini, terdapat 29 titik pengungsian yang tersebar di 4 kecamatan.
“Kita juga terus siap mengevakuasi warga dengan perahu dan melakukan pendampingan warga di lokasi pengungsian,” kata Kepala Pelaksana BPBD Makassar Ahmad Hendra Hakamuddin dalam keterangannya, Sabtu (18/2).