MAKASSAR, Newstime.id – FOISC FH-UMI (Forum Intelektual Study Club Fakultas Hukum UMI) adalah kelompok belajar kemahasiswaan hukum dalam ruang lingkup fakultas hukum UMI. Program-program yang diusung oleh FOISC FH-UMI dilandaskan dengan sifat kebermanfaatan secara universal, dimana program kerjanya tidak hanya berorientasi pada pengembangan potensi kader, namun juga berupaya memberikan dampak positif kepada masyarakat secara umum.
FRD (FOISC RESOURCE DEVELOPMENT) adalah kegiatan pembinaan masyarakat yang berfokus pada pemberdayaan hukum, Pendidikan, sosial, dan lain sebagainya. Baru-baru ini FOISC FH-UMI melaksanakan program FRD atau yang secara umum dikenal dengan bina desa. Program kerja ini berlangsung selama 4 hari, yaitu pada tanggal 29 januari 2023 hingga 1 februari 2023 yang berlokasi di Desa Pao, Kecematan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa.
Pembukaan dimulai pada hari pertama di kantor Desa Pao, yang dihadiri oleh pejabat pemerintah desa setempat, panitia dan anggota FOISC FH-UMI. “Bapak Ibu dan rekan-rekan sekalian, harapan saya dengan diadakannya acara ini adalah makin menambah rasa cinta ataupun peduli kita sesama manusia dan sebagai ajang silaturahmi.” Demikianlah yang disampaikan oleh ketua panitia pembinaan desa, Muammar Asyraf dalam pembukaan kegiatan. Sekretaris Desa Pao, Bapak Firman Arifin, S.Sos selaku perwakilan pejabat pemerintah Desa Pao yang secara resmi membuka kegiatan ini menuturkan bahwa kolaborasi antara mahasiswa dengan pedesaan sangat membantu dalam pengembangan masyarakat pedesaan, sebab kreativitas bersifat positif dari mahasiswa mampu menanggulangi beberapa persoalan masyarakat. Setelah pembukaan di siang hari, sore harinya kegiatan penyuluhan hukum berbentuk dialog publik diselenggarakan di kantor Desa Pao yang dihadiri pejabat pemerintah Desa Pao, masyarakat setempat, dan anggota FOISC FH-UMI. Dialog publik bertemakan ‘Peningkatan kesadaran hukum masyarakat dalam memahami dan menangani sengketa tanah di Desa Pao’. Pemateri dalam dialog publik ini adalah Haerul, S.H dan Dr. Muhammad Fachri Said, S.H, M.H. Antusiasme audiens dialog publik sangat besar, terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada kedua pemateri tersebut. Persoalan sengketa pertanahan adalah permasalahan umum yang terjadi di pedesaan, maka pembahasannya pun sangat menarik didiskusikan.
Pelaksanaan kelas formal dan kelas non formal mengisi kegiatan di hari-hari berikutnya hingga kegiatan di hari terakhir. Kelas formal berupa pengajaran pada anak-anak di sekolah dasar Desa Pao. Dari kelas 1 sampai kelas 6, tenaga pengajar merupakan anggota FOISC FH-UMI yang masing-masing kelasnya terdiri dari 2 sampai 4 pengajar. Adapun pengajarannya tidak terlepas dari kurikulum, dengan pembelajaran dibawakan dengan cara yang menyenangkan demi menciptakan suasana belajar-mengajar yang nyaman. Adapun kelas non formal juga ditujukan pada anak-anak dengan kegiatan berupa mengaji, mewarnai, kerajinan tangan, dan literasi.
Malam terakhir sebelum hari pemberangkatan pulang, pentas seni digelar di lapangan Desa Pao. Kali ini keterlibatan masyarakat dalam pelaksaan pentas seni mencakup seluruh lapisan usia, dari penampilan anak-anak hingga penampilan warga yang sudah dewasa.
Pada hari terakhir, senam pagi bersama dengan masyarakat setempat dirangkaikan dengan kerja bakti oleh anggota FOISC FH-UMI di sekitaran Desa Pao dan air terjun Bantimurung Gallang. Kemudian dilanjutkan dengan kelas formal, lalu ceramah di masjid Bangkeng Batu yang dibawakan oleh Muammar Asyraf tentang rasa syukur, dan diakhiri dengan perlombaan untuk anak-anak di lapangan Desa Pao. Besarnya minat dan antusias masyarakat Desa Pao terhadap pelaksanaan kegiatan ini kembali terlihat. Sore hari pengumuman pemenang perlombaan sekaligus penutupan kegiatan FRD pun dilaksanakan. Kepala Desa Pao, Bapak Basri secara resmi menutup kegiatan FRD. “Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kegiatan FOISC RESOURCE DEVELOPMENT ini resmi ditutup” Tuturnya dalam penutupan kegiatan yang dilaksanakan di posko FRD. “kami berharap silaturahmi ini tidak berhenti sampai disini, dan tetap membangun hubungan yang baik dengan Desa Pao”.