MOROWALI UTARA, Newstime.id – Komisi VII DPR RI bakal membentuk panitia kerja (panja) mengusut kebakaran smelter nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang menewaskan seleb TikTok Nirwana Selle. Pihaknya juga menyoroti sikap perusahaan yang disebut sempat menolak diperiksa oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Jumat (6/1/2023), Hal itu diungkap Wakil Ketua Komisi VII DPR Bambang Haryadi saat timnya melakukan kunjungan kerja ke PT GNI. Menurutnya, Kemenperin sempat mengajukan permintaan pemeriksaan terhadap PT GNI pascainsiden itu.
“Pihak Kemenperin yang ikut dalam kunjungan kerja tersebut menyatakan mereka juga baru mengetahui setelah viral di media sosial, lima hari setelah kejadian. Dan Kemenperin sudah meminta pemeriksaan terkait teknis sejak 27 Desember 2022, namun ditolak oleh pihak perusahaan,” kata Bambang dalam keterangannya, Kamis (5/1).
Politikus Gerindra itu menegaskan pihaknya akan memanggil seluruh pihak perusahaan yang bertanggung jawab atas kebakaran tersebut. Pihaknya turut menyoroti peralatan di smelter PT GNI.
“Kami tidak mendapat informasi kapan waktu terakhir perusahaan tersebut melakukan kalibrasi terhadap peralatannya yang merupakan kewajiban untuk menilai kelayakan sebuah peralatan industri,” paparnya.
Dia menekankan perindustrian nikel merupakan industri yang berisiko kerja tinggi. Sehingga seluruh fasilitas dan peralatan kerja harus dipastikan bisa beroperasi dengan baik.
“Ini industri pengolahan nikel memiliki risiko kerja tinggi, jadi semua peralatan harus memenuhi standar uji kelayakan untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja karena unsur teknis,” kata Bambang.
Pihaknya pun akan membentuk panja untuk mengusut penyebab kebakaran di smelter PT GNI. Bambang menekankan, PT GNI akan dievaluasi secara mendalam.
“Usulan dari fraksi-fraksi di Komisi VII agar dibentuk panja untuk mendalami kejadian ini untuk evaluasi dan pengawasan menyeluruh, karena bisa saja akan terjadi di smelter lainnya. Dan semangat dari komisi VII agar tidak ada korban nyawa akibat permasalahan teknis,” tegasnya.
Komisi VII DPR RI telah melakukan kunjungan kerja spesifik untuk mencari tahu secara langsung penyebab kebakaran smelter nikel PT GNI. Pihaknya menduga kebakaran terjadi di smelter tersebut gegara adanya permasalahan teknis pada peralatan.
“Kami Komisi VII sudah melihat secara langsung ke lokasi kejadian. Dan kami menduga bahwa kejadian tersebut tidak murni karena kelalaian manusia, tapi cenderung karena permasalahan teknis pada peralatan di smelter tersebut,” kata Bambang.
Namun pihaknya mengaku tidak mendapatkan informasi lebih lanjut terkait permasalahan teknis tersebut. Dia menyebut tidak ada pihak pimpinan yang berada di lokasi ketika kunjungan Komisi VII DPR ke lokasi.
“Kami tidak mendapat penjelasan utuh dari pihak perusahaan terkait penyebabnya permasalahan teknis tersebut karena pucuk pimpinannya tidak ada,” ujarnya.
Untuk diketahui, kebakaran tersebut membuat dua karyawan PT GNI tewas gegara terjebak di lokasi. Mereka adalah Nirwana Selle dan I Made Defri Hari Jonathan, yang bekerja di bawah Departemen Smelter Produksi PT GNI Morowali Utara.
“Dua pegawai yang terjebak, salah satunya seorang perempuan di hoist crane (kerekan) dengan kondisi tidak ada pergerakan sama sekali,” tutur Kapolres Morowali Utara AKBP Ade Nuramdani.
Ade menjelaskan kebakaran maut ini diawali oleh sebuah ledakan di Smelter 2 tungku nomor 17 PT GNI di Kecamatan Petasia Timur, Morowali Utara. Ledakan terjadi sekitar pukul 04.15 Wita, Kamis (22/12).
“Ledakan di tungku nomor 17 smelter 2, api menyembur ke atas sehingga api cepat meluas ke sekitar tungku,” tuturnya.